Kejamnya Netizen!

Perundungan (cyberbullying) yang menimpa selebriti aplikasi Tik Tok, Bowo Alpenliebe, di dunia maya sontak harus membuat sang ibunda terpaksa berhenti bekerja demi melindungi anaknya. Sang ibu takut jika para haters yang kerap menghujat Bowo di dunia maya benar-benar nekat mencelakakan sang buat hati.

Bowo memiliki ratusan ribu pengikut karena postingan videonya di aplikasi Tik Tok. Sayangnya karena aplikasi ini memiliki menu filter untuk membuat tampilan semakin keren, banyak para netizen Indonesia yang kecewa karena ternyata penampilan asli Bowo tidak seganteng yang ada di video.

Ditambah lagi pada saat perhelatan jumpa fans Bowo yang mengharuskan merogoh kocek sebesar Rp 80-200 ribu demi berfoto bersama Bowo, banyak juga yang menudingnya jumawa. Padahal menurut pengakuan Bowo, sepeser pun dia tidak mengambil hasil pembayaran tiket dari acara jumpa fans tersebut.

Nyatanya Bowo hanya seorang bocah berusia 13 tahun biasa yang masih polos dan kekanakan. Namun komentar jahat dan pedas yang dilontarkan warganet padanya sudah tidak bisa ditolerir lagi. Komentar-komentar tersebut dapat mengganggu psikologis tumbuh kembang anak.

Dalam beberapa kasus yang ekstrim, korban perundungan di media sosial bahkan bisa melakukan aksi bunuh diri lantaran tidak tahan menerima cacian dan makian yang bertubi-tubi. Kasus yang sempat heboh di tanah air adalah perundungan Sonya Depari.

Sonya adalah siswa SMA yang memaki-maki Polwan saat ditilang dan mengatasnamakan dirinya sebagai anak jenderal. Video rekaman peristiwa penilangan Sonya saat itu langsung viral di dunia maya dan menjadi sasaran komentar kebencian warganet. Akibat kekejaman komentar-komentar tersebut, ayah Sonya Depari meninggal akibat tidak tahan dengan komentar yang menjelekkan anaknya.

Apa dan Mengapa Merundung di Media Sosial?

Cyberbullying merupakan tindakan kekerasan non-fisik yang dilakukan di internet, umumnya lewat media sosial. Ada beberapa jenis cyberbullying antara lain ejekan (mocking), pelecehan (harassment), penguntitan (cyber stalking), hingga cracking atau pembocoran data pribadi dengan tujuan untuk mempermalukan dan menghina. Tindakan ini dilakukan secara agresif, berulang-ulang, dan intens.

Mayoritas pelaku dan juga korban perundungan di dunia maya adalah anak-anak dan remaja tanggung. Kemudahan dalam menggunakan dan mengadaptasi teknologi informasi menyebabkan kalangan ini ‘menguasai’ banyak lini aktivitas dunia maya, termasuk kegiatan merundung. Data dari UNICEF pada 2016 silam mengungkapkan, 41-50 persen remaja Indonesia usia 13-15 tahun adalah korban perundungan media sosial.

Ada dua kategori perundung. Pertama, mereka yang memiliki popularitas dan reputasi cemerlang. Alasan melakukan perundungan adalah untuk menunjukkan kekuasaan, sekaligus untuk tetap mempertahankan popularitasnya. Bahkan perundungan dianggap sebagai salah satu bentuk hiburan.

Kategori kedua adalah mereka yang terpinggirkan dari pergaulan sosial. Merundung menjadi bentuk pelampiasan dari rasa rendah diri yang mereka hadapi dengan harapan agar kelak mereka diterima dalam lingkungan sosial karena mengikuti tren yang sama seperti orang lain. Alasan lain kelompok ini melakukan perundungan juga karena adanya rasa cemburu terhadap sesuatu yang tidak mereka miliki.

Merundung lewat media sosial dapat memberikan sebuah kepuasan pada pelakunya sebab identitas si perundung dapat disembunyikan secara anonim. Karena tidak harus berhadapan langsung dengan korban perundungan, semua orang bebas berkomentar pedas tanpa memikirkan konsekuensi dan dampak negatif yang mereka timbulkan pada diri korban perundungan.

Alasan Kekejaman Para Haters

Sebagai salah satu bentuk kekerasan, cyberbullying tampaknya telah menjadi gaya hidup masyarakat digital zaman now. Menghina dan mempermalukan orang lain di media sosial sudah menjadi pemakluman dan tidak dianggap sebagai suatu kejahatan luar biasa.

Tetap maraknya cyberbullying disebabkan oleh beberapa faktor berikut:

  • Hilangnya rasa empati dan saling menghargai. Kondisi ini disebabkan karena banyak orang mulai cenderung bersikap individualis, ingin menang sendiri, tidak menyukai adanya perbedaan, dan tidak menyukai kesenangan yang terjadi pada orang lain.
  • Pengabaian dari anggota keluarga dan orang-orang terdekat lainnya.
  • Merundung adalah salah satu bentuk pelampiasan rasa frustrasi dan depresi berkepanjangan untuk mengurangi beban psikologis dan emosional.
  • Penggambaran dari masih minimnya tingkat intelektualitas masyarakat dalam mengolah informasi.
  • Kondisi lingkungan sosial yang menganggap bahwa perundungan adalah suatu hal biasa.

Tidak ada yang bisa mencegah cyberbullying kecuali dimulai dari diri sendiri. Sebagai pengguna media sosial, diharapkan untuk bijak dalam membagikan postingan yang bahkan bersifat pribadi. Pembatasan ini dilakukan agar tidak memancing komentar-komentar negatif dari netizen lain yang bisa jadi atau malah sengaja salah kaprah dalam menanggapi makna postingan.

Jika Anda pernah menjadi korban perundungan di media sosial, atau bahkan mungkin kini tengah mengalaminya, salah satu alternatif yang bisa dilakukan adalah dengan menghindari aktivitas dunia maya untuk menenangkan pikiran selama beberapa waktu. Jangan pernah ragu dan takut untuk bercerita tentang masalah yang Anda hadapi pada orang terdekat agar mereka dapat membantu dan menguatkan Anda menghadapi perundungan.

Apabila perundungan yang Anda alami sudah mencapai level ekstrem, seperti ancaman, simpan bukti tersebut dan laporkan segera pada pihak yang berwajib, seperti pengelola akun media sosial, komisi perlindungan, dan polisi di Divisi Cyber Crime.

Diterbitkan oleh Elle Zahra

Graduated from Communication Science of University of Indonesia, both in bachelor and master degree. Media observer and media literacy activist. Concern in digital society related to political communication, feminism, and culture issues.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: