Oh, ‘Netijen’!

Peringatan Keras: Artikel ini ditulis saat Penulis berada dalam keadaan emosional yang dipicu oleh komentar-komentar netizen idiot negara +62 yang bersentimen rasis. Penulis adalah penentang keras patriarkisme dan rasisme. Maka dari itu diharapkan pemakluman dari pembaca. Semoga dapat dimengerti. Beberapa waktu ini, relung maya Indonesia dihebohkan oleh cuplikan video Sidang Umum PBB yang menampilkan pernyataanLanjutkan membaca “Oh, ‘Netijen’!”

Covid-19 dan Upaya Membangun Narasi Post-Truth

Baru-baru ini viral di jagad maya tentang sejumlah petugas Tertib Masker yang memasukkan seorang pria ke dalam peti mati lantaran orang tersebut tak mengenakan masker. Masih berkaitan dengan peti mati juga, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta membangun sejumlah Tugu Peti Mati yang tersebar di beberapa wilayah Jakarta, lengkap dengan info terkini mengenai jumlah penderita dan yangLanjutkan membaca “Covid-19 dan Upaya Membangun Narasi Post-Truth”

Hoax, Public Figure, dan Literasi Media

Mencuatnya kasus video YouTube pemusik Erdian Aji Prihartanto (Anji) dengan Hadi Pranoto yang berisi tentang penemuan obat Covid-19 tengah menjadi sorotan. Pasalnya, Anji sebagai pesohor tanah air dengan lebih dari dua juta followers di akun media sosialnya dianggap telah menyebarkan berita bohong (hoax) dengan mewawancarai seseorang yang latar belakang keilmuannya diragukan. Tampilan konten Anji dalamLanjutkan membaca “Hoax, Public Figure, dan Literasi Media”

Bagaimana Seharusnya Normal Baru???

Hari ini kita memasuki fase New Normal – Normal Baru, sebuah frasa yang dimaklumatkan di seluruh dunia untuk kembali meningkatkan geliat ekonomi yang terpuruk akibat pembatasan aktivitas di luar rumah selama pandemi Covid-19. Pengaktifan lagi kegiatan ekonomi warga disertai pula sejumlah pencanangan protokol kesehatan supaya meminimalisir penularan virus tersebut. Sejatinya, frasa Normal Baru seharusnya diikutiLanjutkan membaca “Bagaimana Seharusnya Normal Baru???”

‘Menggugat’ Kebangkitan Nasional Indonesia

Gugatan Pertama: Persoalan Tanggal Peringatan Sepagi ini aku dan suami telah berdebat panas tentang penetapan 20 Mei sebagai Hari Kebangkitan Nasional. Kenapa justru pada tanggal kelahiran organisasi kedaerahan Boedi Oetomo yang digaungkan sebagai kemunculan sentimen nasionalisme di Indonesia? Tujuan utama pendirian Boedi Oetomo adalah sebagai wadah kaum terpelajar Jawa yang fokus pada masalah pendidikan danLanjutkan membaca “‘Menggugat’ Kebangkitan Nasional Indonesia”

Webinar: Candu Baru Tren Digital

Mulai pertengahan April lalu telah terasa riuhnya traffic penyelenggaran webinar yang wara-wiri muncul di media daring, terutama lewat feed dan story Instagram serta grup instant messenger Whatsapp. Ditambah dengan banyaknya pilihan aplikasi video conference yang digunakan untuk ‘bertatap muka’ selama pandemi Covid-19, tak urung beragam individu hingga organisasi menggunakan kesempatan tersebut untuk mengadakan pertemuan bermanfaatLanjutkan membaca “Webinar: Candu Baru Tren Digital”

Cegah KDRT Selama Pandemi Covid 19

Pada mulanya, penetapan kebijakan untuk tetap berada di rumah selama pandemi Covid-19 terlihat sebagai momen keluarga yang menyenangkan. Suami/ayah, istri/ibu, dan anak yang pada mulanya memiliki kesibukan pekerjaan di luar, kini bisa menghabiskan banyak waktu bersama di rumah. Tak disangka, selang beberapa lama setelah kebijakan beraktivitas di rumah diterapkan, persoalan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT)Lanjutkan membaca “Cegah KDRT Selama Pandemi Covid 19”

Blackpink dan Persoalan Tubuh Perempuan

Tubuh perempuan adalah sebuah kesalahan! Itu sebabnya Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) mengategorikan iklan Shopee Blackpink sebagai kategori iklan yang tidak memperhatikan ketentuan tentang penghormatan terhadap norma kesopanan yang diatur dalam PedomanPerilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3SPS) KPI, karena memakai rok mini mampu merusak jiwa-jiwa putih para penerus bangsa. Pelarangan iklan Shopee Blackpink ini adalahLanjutkan membaca “Blackpink dan Persoalan Tubuh Perempuan”

Rok Mini Blackpink dan ‘Penghancuran’ Mental Anak

Rok mini adalah stigma yang diberikan oleh masyarakat patriarkis kolot yang berupaya untuk mengekang kebebasan perempuan agar dapat diatur sesuai dengan keinginan masyarakat. sumber: Marketing Interactive   Pemboikotan iklan Shopee yang menampilkan girlband Blackpink asal Korea Selatan menghebohkan jagad maya. Sebuah petisi di Change.org yang diinisiasi oleh Maimon Herawati meminta Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) menghentikanLanjutkan membaca “Rok Mini Blackpink dan ‘Penghancuran’ Mental Anak”

Mempolitisir Budaya Populer

Winter is here!!! Frasa itu sudah tidak asing bagi para penggemar serial kolosal fantasi Game of Thrones yang diambil dari novel seri A Song of Ice and Fire karangan novelis Amerika Serikat George R.R. Martin. Serial ini mengisahkan tentang perebutan tahta kekuasaan yang dikenal dengan sebutan Iron Throne di sebuah negara imajinari bernama Westeros. IniLanjutkan membaca “Mempolitisir Budaya Populer”